Proses belajar mengajar di lembaga pendidikan harus menyenangkan, sehingga siswa tidak malas belajar. Jika situasi itu tercipta di semua lembaga pendidikan, maka secara otomatis juga akan melahirkan generasi bangsa yang berkualitas dan mempunyai daya saing. Sayangnya, selama ini tidak semua sekolah bisa menciptakan hal itu, sehingga proses pembelajarannya kurang maksimal.
Kita masih banyak menemui siswa berada di luar lingkungan sekolah saat jam-jam sekolah. Hal tersebut bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti halnya jenuh dengan situasi sekolah, malas mengikuti salah satu mata pelajar, dan beberapa faktor lain. Bahkan tidak jarang para siswa tidak masuk sekolah meskipun sepengetahuan orang tua mereka, si anak berangkat ke sekolah.
Hal-hal seperti itu semestinya tidak terjadi jika ada komunikasi yang inten antara orang tua dengan pihak sekolah. Beberapa hal itulah yang disampaikan oleh wakil ketua komisi D DPRD Kota Malang, Rahayu Sugiarti saat dihubungi, Senin (23/09) lalu. Menurutnya, situasi yang kondusif dan menyenangkan di suatu sekolah sangat menentukan proses keberhasilan sistem pengajaran.
“Pihak sekolah, khususnya guru, harus bisa menciptakan keadaan itu, agar siswa merasa nyaman dan berhasil saat menempuh pendidikannya. Tenaga pengajar harus bisa berkreasi/ inovatif dalam menyampaikan mata pelajaran, sehingga siswa juga termotivasi untuk mengikuti dan atau belajar lebih tinggi seputar mata pelajaran tersebut,” sambung perempuan berjilbab itu.
Rahayu yang juga wakil ketua DPD Partai Golkar Kota Malang itu mencontohkan, bahwa pembelajaran tidak harus dominan dengan penyampaian materi di kelas, agar siswa tidak mengalami kejenuhan. “Persentase teori dan praktek bisa 50:50, 60 : 40 atau bahkan 70 : 30. Sistem variasi mengajar seperti itu tentunya akan menghindari situasi yang membosankan bagi siswa,” jelas Rahayu.
Selain itu, kata dia, bagi seorang pelajar juga harus menyadari akan pentingnya pendidikan. Usaha tenaga pengajar yang kreatif akan sia-sia jika yang menerima pelajaran, yakni siswa tidak memberikan imbal balik. “Intinya, antara guru dan siswa juga harus ada kerjasama/komunikasi yang baik saat proses belajar mengajar berlangsung. Apabila ada salah satu yang menyimpang, maka pembelajarannya akan tidak maksimal,” tandasnya.
“Kesimpulannya, semua pihak mempunyai peran besar dan bertanggung jawab sepenuhnya atas keberhasilan suatu pendidikan. Keberhasilan suatu pendidikan merupakan kebanggaan kita bersama, dan hal tersebut berlaku sebaliknya. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar setiap individu yang harus terpenuhi secara layak dan tidak bisa ditawar lagi,” pungkas politisi partai Golkar itu..asa-KP
http://topik-utama.koranpendidikan.com/view/5043/guru-kreatif-suasana-bakal-kondusif.html