Kementerian Pendidikan dan Ristek tak henti mengedukasi masyarakat dan memahamkan tentang program merdeka belajar dengan gelaran FBMB (Festival Bulan Merdeka Belajar). Provinsi Jawa Timur juga turut andil dalam even tersebut melalui 6 UPT di Jawa Timur yaitu BBPMP (Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan), BBJT (Balai Bahasa Jawa Timur), BBGP (Balai Besar Guru Penggerak), BBPPMPV BOE (Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronika), BPKW (Balai Pelestari Kebudayaan Wilayah) XI dan LLDIKTI (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi) wilayah 17 berkolaborasi mensukseskan festival yang diadakan pada 17-19 Mei 2024 di halaman Museum Mpu Tantular Jl Jenggolo Sidoarjo.
Pembukaan dilakukan oleh Dinas Pendidikan Jawa Timur yang diwakili oleh Kabid GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan), Drs Ety Pramesti beserta enam pimpinan UPT, kepala dikbud Sidoarjo serta jajaran pimpinan museum. Beliau menyampaikan bahwa festival ini sangat luar biasa.
“Apresiasi luar biasa, sangat bagus, sehingga semua bisa tahu, masyarakat juga bisa tahu, karena selama ini mungkin merek belum paham apa itu merdeka belajar”, ungkapnya.
Sebuah kebanggaan, SMPN 11 ditunjuk sebagai perwakilan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang untuk mengikuti serangkaian kegiatan FBMB Jawa Timur. Dimulai dari potret cerita, gelar wicara, pemutaran film dokumenter, pameran implementasi kurikulum merdeka hingga terpilih dalam aksi panggung.
Persiapan dimulai dengan membentuk tim dilanjutkan dengan melibatkan semua stakeholder untuk mempersiapkan dan mensukseskan festival tersebut. Ketua pelaksana yakni Nurul Qomariyah, S.Pd.I, M.Pd yang merupakan lulusan dari guru penggerak angkatan IV menyampaikan bahwa, “Implementasi Kurikulum Merdeka yang dilaksanakan di sekolah telah terlaksana selama 2 tahun telah membuahkan hasil alur proses dan produk yang mendukung terwujudnya profil pelajar Pancasila pada Murid dan perkembangan kemampuan teknologi bagi pendidik yang dibuktikan dari berbagai produk kearifan lokal dan produk digital yang dapat dipamerkan di sekolah dan saat Festival Kurikulum Merdeka ini”, katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh Pengawas SMPN 11 Malang Nur Rochemat, S.Pd, bahwa “Festival Kurikulum Merdeka yang diikuti oleh Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kota Malang diwakili oleh SMP Negeri 11 Malang telan menunjukkan proses terlaksananya alur Kurikulum Merdeka”
SMPN 11 Malang, menghadirkan beberapa aspek sebagai wujud IKM selama dua tahun ini, yaitu:
Pertama, kegiatan pembelajaran (intrakurikuler) yang mengetengahkan dokumentasi interaksi guru dan siswa, modul ajar serta media pembelajaran yang menarik, berkesan dan membelajarkan siswa.
Kedua, keterlaksanaan P5 yang telah melalui sembilan projek (tiga tema pertahun ajaran) dan telah mengusung lima tema yaitu Suara Demokrasi (projek Suaramu Berarti dan Desaku Spenlas menuju Demokrasi), Bhinneka Tunggal Ika (projek Ragam Nusantara, Cakra Swarna/Cipta Karsa Warna-Warni Nusantara dan Warisan Nusantara), Bangunlah Jiwa Raga (projek Sejiwa Seraga), kearifan lokal (projek Berjibaku dengan Bunga Telang dan Topeng Malangan/Towel), Gaya Hidup Berkelanjutan (projek Berkelana/Bersih Kelas Lingkungan dan Sekitarnya).
Ketiga, pendidikan karakter yang terdiri dari unsur religius, nasionalisme, integritas, kemandirian, kegotongroyongan dan peduli lingkungan. Termasuk di dalamnya kegiatan ekstrakurikuler wajib Pramuka dan 14 pilihan lainnya. Pembentukan karakter integritas diwujudkan dalam kegiatan literasi yang menunjukkan hasil karya antologi, buku tunggal, literasi digital melalui media sosial YouTube baik dari guru, siswa dan kolaborasi keduanya. Permainan edukasi terkait literasi dan numerasi pun yang dikemas dalam game interaktif sangat digemari oleh pengunjung baik tingkat anak-anak hingga orang dewasa. Pengunjung yang bermain mengungkapkan media sangat menarik, bahkan banyak di antara mereka yang baru mengetahui terkait penggunaan kata kesehariaan yang benar sesuai ejaan. Adapun pengembangan karakter peduli lingkungan juga turut memeriahkan festival dengan memperkenalkan produk olahan bunga telang hasil sobat Adiwiyata berupa teh, sirup, sitilang (stik bunga telang), sidalang (stik daun telang), minuman cinlang (cincau telang) dan minuman monrelang (lemon, sere, telang). Pengunjungpun memberikan apresiasi positif dengan membeli produk tersebut.
“Stand Kota Malang, sangat inspiratif dari konten, materi dan penataan”, ungkap Dwi dari Kota Mojokerto. Nanik salah satu pengunjung dari Dispenda Sidoarjo pun bahkan ingin belajar lebih jauh terkait pengelolaan bunga telang untuk dikembangkan di daerahnya.
Sekolah kami juga lolos seleksi untuk mengikuti aksi panggung di hari ketiga. Penampilan Yose dan Firman, dua siswa peraih
Juara I Pantomim FLS2N se-Kota Malang memukau para hadirin.
Kerja keras keluarga SMPN 11 membuahkan hasil dengan diraihnya Penghargaan sebagai Harapan I Stand Pameran Festival Terinovatif dari 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur.
Rasa bangga dan motivasi pun disampaikan Drs. Ahmad Jamil, M.M. selaku Kepala SMPN 11 Malang, “Selamat dan sukses tim panitia Implementasi Kurikulum Merdeka. Terima kasih yg setinggi tingginya kepada semua tim hebat dan tentunya keluarga besar SMPN 11. Ayo terus bergerak lanjutkan kurikulum merdeka”.